7 Alasan Buruk Bertahan Dalam Hubungan Tak Sehat

[imagetag]
Pasangan bertengkar

Meski ada rasa yang tak nyaman mengenai hubungan asmara yang sedang dijalani, kadang sebagian perempuan tidak merasa mampu keluar dari hubungan itu.

Ada banyak alasan untuk seseorang menetap dalam sebuah hubungan yang dalam alam bawah sadarnya ia ketahui, tak baik untuknya.

Berikut ini beberapa alasan yang membuat seseorang merasa tidak mampu keluar dari sebuah hubungan yang tak sehat menurut Jane Garapick, penulis situs percintaan, gettingtotruelove.com:

1. Merasa sudah tua
Merasa waktu untuk bisa hamil makin sempit, banyak perempuan memaksakan diri untuk menetap dalam sebuah hubungan yang sebenarnya tidak sehat karena ia merasa bisa memperbaiki hubungan itu (untuk kesekian kalinya).

Memikirkan harus beradaptasi dengan orang baru sudah menjadi hal yang memakan waktu. Maka, atas nama waktu yang menipis, perempuan sering kali mencoba menjalani apa yang ada. Padahal, hal ini bukan alasan baik untuk menetap dalam sebuah hubungan. Hubungan tidak akan membaik seiring waktu.

2. Takut sendirian
Ini adalah alasan terumum untuk menetap dalam sebuah hubungan yang tidak berjalan baik. Khawatir atau pernah merasakan kesendirian yang menyesakkan memang bisa jadi momok yang menakutkan.

Memiliki pasangan yang bisa diajak berbagi banyak hal indah, momen spesial dalam hidup, dan keintiman adalah hal yang menyenangkan. Namun, bila memaksakan diri berada dalam sebuah hubungan yang tidak sehat hanya untuk menghindari perasaan kesendirian pada akhirnya akan menyebabkan rasa sakit dan sedih yang lebih parah dari merasa sendiri.

Kekhawatiran akan menjadi orang yang merasakan pedih kesendirian akan membuat seseorang terperangkap dalam hubungan yang tidak sehat. Rasa kesendirian bisa dibunuh dengan menjalani hari dengan teman-teman atau memelihara hewan peliharaan.

3. Terjebak dongeng
Hanya karena awal pertemuan dengan si dia mirip sebuah cerita dongeng, contoh, ia adalah tipe lelaki yang datang bak pangeran yang menyelamatkan putri yang sedang kesusahan, bukan berarti akhir kisahnya mereka harus tetap bersama.

Kenyataannya, kebanyakan hubungan bermula seperti itu. Si lelaki terlihat sangat berkarisma, ada chemistry di antara pasangan, namun, di pertengahan jalan ada hal-hal mendasar yang tidak sepaham.

4. Merasa bersalah bila meninggalkan si dia
Ada pula masalah seperti ini. Si perempuan ingin keluar dari hubungan yang tak sehat itu, tetapi karena khawatir si lelaki akan merasa putus asa dan sakit hati, maka si perempuan batal mengakhiri hubungan dan mencoba menjadi pahlawan dengan berkompromi.

Memang, kekhawatiran atau perasaan tak tega membuat si dia merasa tak nyaman seakan alasan tepat untuk menolongnya, namun, ini bukan alasan untuk menjalin hubungan.

Bila pun ada perasaan kekhawatiran itu, disarankan untuk membantunya dengan cara lain. Namun, jangan menanggung beban atau tanggung jawab untuk menjadi pahlawannya.

5. Tekanan keluarga dan teman untuk membangun keluarga
Tak jarang kisah ini terdengar: Keluarga sudah sangat suka dengan si dia, begitu pun teman-teman. Mereka mendorong Anda untuk menikahi si dia secepatnya. Meski ada rasa tidak cocok, Anda pun memaksakan diri menjalani hubungan itu akibat pertanyaan, "Kapan, nih undangan [pernikahannya] dikirim?"

Tekanan-tekanan eksternal semacam ini membuat perempuan merasa harus cepat-cepat menikah dengan lelaki yang sedang dekat, meski belum ada perasaan yang benar-benar tepat dengannya demi menghilangkan tekanan eksternal itu.

6. Mudah, kok
Hubungannya tidak hebat, bukan seperti yang ada di angan, tetapi cukup datar, tidak ada friksi, dan cenderung aman-aman saja dari pandangan orang luar.

Dia bukan pasangan terburuk, dan siapa yang bisa menjamin bila putus dari orang ini akan ada orang lain yang lebih baik. Karena merasa baik-baik saja inilah banyak orang yang terjebak dalam hubungan yang tak sepenuhnya nyaman di masa depannya.

7. Takut tak ada yang tertarik
Takut tidak ada akan yang mau menjalin hubungan dengannya, maka menjalani saja apa yang ada. Ini adalah salah satu alasan terumum, dan terjadi karena kepercayaan diri yang rendah.

Bagusnya, hal ini bisa diperbaiki. Cobalah hal-hal baru, belajar kemampuan lain, dan cari tahu apa yang membuat Anda bahagia. Hal-hal semacam ini akan mendorong kepercayaan diri.
703302

0 komentar

Posting Komentar