Ini Dia Komplek Makam Raja-raja Mataram

[imagetag]

Pemakaman Imogiri dengan papan jadwal buka (Nicholas/ dTraveler)


Kecamatan Imogiri di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, punya sebuah tempat yang sakral dan kaya spiritualitas. Pemakaman Imogiri adalah tempat bersemayamnya para raja Kerajaan Mataram, baik Yogyakarta maupun Surakarta.

Beranjak 20 kilometer dari Kota Yogyakarta, tepat ke arah selatan, Anda akan tiba di sebuah kecamatan bernama Imogiri. Sekilas tak terlihat sesuatu yang spesial dari kecamatan ini, hingga Anda tiba di depan sebuah gapura tua.

"Pajimatan Girirejo Imogiri". Begitulah tulisan yang tertera di gapura besi berwarna hijau tua. Begitu melihat gerbangnya, spontan wajah Anda akan mendongak ke atas. Ratusan anak tangga terhampar di depan mata, dengan kemiringan 45 derajat. Konon jumlahnya adalah 409, yang berjarak sekitar 200 meter.

Anak tangga itulah yang akan menuntun Anda ke Pemakaman Imogiri. Ini adalah tempat bersemayam raja-raja Mataram lintas generasi.

Sebelum memasuki kompleks makam ini, Anda harus mengenakan pakaian adat Jawa. Wanita harus mengenakan kain panjang dengan kemben, serta melepas semua perhiasan. Sementara pria harus mengenakan kain panjang, beskap, blangkon, sabuk, timang, dan samir. Pilihannya cuma dua: pakai semuanya, atau tidak bisa masuk sama sekali!

Saat mulai menapaki anak tangga, jangan lupa untuk menghitung dari awal. Konon, peziarah yang berhasil menghitung jumlah anak tangga dengan benar, semua keinginannya akan terkabul. Percaya atau tidak, tapi hal itu dipercaya secara turun-temurun.

Tiba di puncak bukit, dinaungi pohon-pohon rindang, sebuah gapura kembali menyambut Anda. Namanya Gapura Supit Urang, yang mencirikan arsitektur khas Bali lewat material batu bata yang dominan. Setelah itu Anda akan dihadapkan pada dua pilihan: pemakaman Kerajaan Surakarta Hadiningrat di sebelah barat dan pemakaman Kerajaan Yogyakarta Hadiningrat di sebelah timur.

Mengutip situs Tembi yang dikunjungi detikTravel, Senin (4/6/2012), Pemakaman Imogiri dibangun pada 1632 oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo. Ia sekaligus menjadi orang pertama yang dimakamkan di sini. Terbaginya kompleks makam ini diakibatkan oleh pengaruh Belanda yang memecahkan kerajaan Mataram menjadi dua: Surakarta dan Yogyakarta.

Di Pemakaman Kerajaan Surakarta Hadiningrat, terdapat makam Raja Paku Buwana mulai dari Sri Paduka Paku Buwana I sampai Sri Paduka Paku Buwana XI. Sementara di Pemakaman Kerajaan Yogyakarta Hadiningrat terdapat makam Sri Paduka Hamengku Buwana I sampai Sri Paduka Hamengku Buwana IX, kecuali Hamengku Buwana II yang dimakamkan di Kotagede.

Sisi spiritualitas tempat ini bisa dilihat dari banyaknya peziarah yang berdoa, bahkan bertapa di sisi makam para raja. Anda juga bisa menemukan beberapa peninggalan Sultan Agung, misalnya empat tempayan pemberian beberapa kerajaan seperti Sriwijaya (Palembang) dan Syam (Thailand).

Selain itu, ada juga cincin kayu yang konon terbuat dari tongkat Sultan Agung, serta Daun Tujuh Macam yang bisa digunakan sebagai pengobatan.

Kompleks pemakaman ini buka setiap hari Senin, Jumat, dan Minggu kecuali bulan Ramadhan dan hari-hari besar agama Islam. Berkunjung ke tempat ini, Anda bisa mengobrol dengan para peziarah maupun para penjaga makam. Anda akan mendapat banyak pelajaran tentang sejarah dan kepercayaan setempat. 

703302

0 komentar

Posting Komentar