Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra menolak tuntutan demonstran anti-pemerintah untuk mundur. Yingluck juga menolak pembentukan Dewan Rakyat untuk menggantikan pemerintahan yang sah.
Proposal pembentukan Dewan Rakyat diajukan pemimpin demonstrasi, Suthep Thaugsaban, saat bertemu dengan Yingluck. Dewan Rakyat akan mengambil alih pemerintahan tanpa melalui pemilu. Suthep menyatakan, lembaga tersebut akan diisi tokoh dari berbagai golongan.
Yingluck menganggap tuntutan Suthep kelewatan. Menurutnya, pembentukan Dewan Rakyat melanggar konstitusi Thailand.
“Jika ada hal yang bisa saya lakukan untuk membawa perdamaian ke Thailand, saya akan melakukannya,” ujar Yingluck, seperti dikutipBangkok Post, Selasa (3/12/2013).
“Namun, proposal yang diajukan tidak bisa dijalankan. Proposal tersebut tidak sesuai sesuai dengan hukum dan konstitusi yang berlaku,” lanjutnya.
Sebelumnya, Suthep mengultimatum Yingluck untuk mundur dalam dua hari. Suthep mengerahkan massa untuk menyerbu kantor perdana menteri. Aksi tersebut membuat Yingluck terpaksa melarikan diri dari kantornya.
Demonstrasi pecah di Thailand sejak pekan lalu. Aksi protes dipicu upaya Yingluck memberi amnesti kepada kakaknya, Thaksin, yang divonis penjara karena kasus korupsi
Seperti dilansir BBC, Senin (2/12/2013), kelompok anti-Thaksin lebih dikenal nama “Kaus Kuning”. Sementara kelompok pro-Thaksin dijuluki “Kaus Merah”.
Pada 2006, “Kaus Kuning” melakukan demonstrasi besar-besaran untuk menggulingkan Thaksin dari jabatan Perdana Menteri Thailand. Mereka menganggap Thaksin sebagai pejabat korup.
Aksi “Kaus Kuning” berhasil setelah militer Thailand mengkudeta Thaksin. Kudeta tersebut membuat Thaksin terpaksa hidup di pengasingan.
Namun, kemenangan “Kaus Kuning” tidak berlangsung lama. Pendukung Thaksin berhasil memenangi pemilu pada 2008 yang membuat Thaksin bisa kembali dari pengasingan.
Hasil pemilu membuat “Kaus Kuning” kembali melakukan demonstrasi besar-besaran. Dengan dukungan militer dan pengadilan, mereka menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Samak Sundaravej dan kemudian Somchai Wongsawat yang pro-Thaksin.
Melihat hal tersebut, Thaksin memilih kembali hidup di pengasingan. Pengadilan memutus Thaksin terbukti melakukan korupsi dan memberinya vonis penjara dua tahun saat dia sudah angkat kaki dari Thailand.
“Kaus Kuning” sempat menguasai pemerintahan melalui Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva pada periode 2008-2010. Pada pemerintahan Abhisit, muncullah kelompok “Kaus Merah” yang dibentuk Thaksin sebagai tandingan “Kaus Kuning”.
“Kaus Merah” melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut Abhisit mundur pada 2010. Aksi protes kali ini dibasmi secara keras oleh pemerintah. Setidaknya 85 anggota “Kaus Merah” tewas terkenan berondongan peluru petugas. Aksi “Kaus Merah” memaksa Abhisit melakukan pemilu.
Pendukung Thaksin kembali memenangi pemilu yang digelar pada 2010. Adik Thaksin, Yingluck, diangkat menjadi perdana menteri menggantikan Abhisit.
Yingluck berhasil menjaga stabilitas politik selama tiga tahun menjabat. Tetapi, Thailand kembali memanas ketika Yingluck berencana memberi amnesti kepada Thaksin bulan lalu.
Kelompok anti-Thaksin dipimpin mantan Wakil Perdana Menteri pada masa Abhisit Vejjajiva, Suthep Thaugsuban, kembali melakukan demosntrasi besar-besaran. Kali ini mereka ingin menjatuhkan yingluck yang dianggap sebagai boneka Thaksin.
0 komentar
Posting Komentar