Dinasti Atut: Dinasti Paling Sukses di Indonesia ada di Banten yang Miskin
Orang sering bilang dinasti Cendana, dinasti Cikeas, dinasti Soekarno, namun tidak ada yang segemilang dinasti Ratu Atut, dinasti Banten. Ibarat sebuah kesebelasan sepak bola, isinya adalah relasi dan kerabat Ratu Atut. Lagi, tidak seperti dinasti lain umumnya, di mana mereka tetap menggembleng terlebih dahulu penerusnya (terlepas memiliki bakat atau tidak), dinasti Banten cenderung instan.
Kesuksesan tersebut bukan cuma dalam bidang kekuasaan politik yang mana menjadikan Banten seperti milik keluarga, tapi juga urusan mengumpulkan harta. Terlepas bagaimana caranya (pembaca pikirkan sendiri saja), kekayaan keluarga Ratu Atut bisa dikategorikan WAH sekali. Dari beberapa lini berita kekayaan Ratu Atut di tahun 2006 mencapai angka Rp. 41 Milyar , jumlah itu hanya setengah dari kekayaan Airin Rachmi Diany (adik Ipar Atut) yang mencapai Rp. 103 Milyar . Betapa beruntungnya Ratu Atut dan keluarganya, karena artinya mereka tentu sangat amat berhemat untuk mengumpulkan kekayaan demikian banyaknya :ngikikngikik:. Wajar menjadi keluarga Ratu Atut menjadi sebuah prestise di Banten.Anyway, berikut adalah daftar lengkap dinasti kesebelasan Ratu Atut (eits, 12 deng… bahkan kalau ini timnas berarti dapat 1 pemain cadangan):
- Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Provinsi Banten;
- Suami Ratu Atut Chosiyah, Hikmat Tomet, anggota Komisi V DPR dan Pemilu 2014 ikut kembali pencalegan dari Dapil Banten;
- Anak pertama Ratu Atut Chosiyah, Andika Hazrumy, anggota DPD dan Pemilu 2014 ikut mencalonkan sebagai Caleg Dapil Pandeglang-Lebak;
- Menantu Ratu Atut Chosiyah, istri Andika, yakni Ade Rosi Khaerunissa, Wakil Ketua DPRD Serang dan mendaftar sebagai caleg DPRD Banten dari Partai Golkar;
- Anak lainnya dari Ratu Atut Chosiyah, Andiara Aprilia Hikmat mencalonkan diri sebagai anggota DPD;
- Menantu Ratu Atut, suami Apilia, Tanto Warbono, caleg DPRD Provinsi Banten di Dapil Kota Tangerang Selatan;
- Kakak kandung Ratu Atut, Ratu Tatu Chasanah, Wakil Bupati Serang;
- Adik tiri Ratu Atut, Haerul Jaman, Walikota Serang;
- Adik ipar Ratu Atut, Airin Rachmi Diany, Walikota Tangerang Selatan;
- Adik ipar Ratu Atut, Aden Abdul Cholik, anggota DPRD Provinsi Banten;
- Ibu tiri Ratu Atut, Heryani, Wakil Bupati Pandeglang;
- Ibu tiri Ratu Atut, Ratna Komalasari. Anggota DPRD Kota Serang;
Siapa yang Bertanggung Jawab atas Dinasti Ratu Atut? Rakyat Banten Sendiri-lah
Kalau rakyat Banten ternyata salah urus dan menyesal atas pemerintahan gurita Dinasti Ratu Atut, siapa yang salah? Terlepas dari simpang siur dari kecurangan pilkada, jangan salahkan siapa siapa sebab ini salah rakyat Banten sendiri yang sudah menyerahkan masa depan provinsinya pada Ratu Atut dan relasinya.
Tidak ada yang bisa melarang seorang relasi atau kerabat pejabat untuk dipilih dan menjadi pejabat juga. Itu merupakan hak konstitusional. Namun, jelas menjadi mengherankan apabila terlalu banyak orang dari sebuah klan menjabat jabatan publik. Apalagi rakyat Banten tetap miskin. Baru baru ini, Badan Pusat Statistik merilis Data Strategis 2013,yangdi antaranya mengungkap tentang kondisi ketenaga-kerjaan di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk angka pengangguran terbuka.
Banten merupakan provinsi dengan tingkat pengangguran paling tinggi se Indonesia. Tingkat pengangguran di Banten mencapai 10,1%, atau dua kali lipat dari angka rata–rata nasional. Jadi sepertinya tidak ada sumbangsih nyata dari ‘tim kesebelasan’ dinasti Ratu Atut.
Berharap pada Rano Karno: Wagub dari PDI-P yang Menjanjikan
Sekarang satu-satunya harapan adalah adanya perubahan yang signifikan pada pemerintahan Banten. Secercah harapan ada pada Rano Karno yang sekarang menjabat sebagai wagub Banten. Wagub Banten yang sebelumnya pernah hampir mengundurkan diri (konon tidak cocok dengan Atut) dikenal sebagai sosok berintegritas dan simpatik. Sekarang Banten membutuhkan seorang pemimpin yang berintegritas, pemimpin yang bisa memajukan rakyatnya bukan keluarganya. Pemimpin yang mampu mencerahkan rakyatnya bukan justru menutup mata rakyatnya demi elektabilitas.
Kalau rakyat Banten ternyata salah urus dan menyesal atas pemerintahan gurita Dinasti Ratu Atut, siapa yang salah? Terlepas dari simpang siur dari kecurangan pilkada, jangan salahkan siapa siapa sebab ini salah rakyat Banten sendiri yang sudah menyerahkan masa depan provinsinya pada Ratu Atut dan relasinya.
Tidak ada yang bisa melarang seorang relasi atau kerabat pejabat untuk dipilih dan menjadi pejabat juga. Itu merupakan hak konstitusional. Namun, jelas menjadi mengherankan apabila terlalu banyak orang dari sebuah klan menjabat jabatan publik. Apalagi rakyat Banten tetap miskin. Baru baru ini, Badan Pusat Statistik merilis Data Strategis 2013,yangdi antaranya mengungkap tentang kondisi ketenaga-kerjaan di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk angka pengangguran terbuka.
Pengangguran di Banten per Februari | ||
Keterangan | 2012 | 2013 |
Pengangguran (orang) | 579.680 | 552,90 |
Tingkat Pengangguran (%) | 10,74 | 10,10 |
No | Provinsi | Pengangguran Orang | Tingkat Pengangguran(%) |
1 | Banten | 552.900 | 10,10 |
2 | DKI Jakarta | 513.170 | 9,94 |
3 | Jawa Barat | 1.815.27 | 8,90 |
4 | Kalimantan Timur | 167.610 | 8,87 |
5 | Aceh | 177.830 | 8,38 |
6 | Sulawesi Utara | 78.330 | 7,19 |
7 | Maluku | 48.070 | 6,73 |
8 | Kepulauan Riau | 60.670 | 6,39 |
9 | Sumatera Barat | 151.260 | 6,33 |
10 | Sumatera Utara | 387.870 | 6,01 |
Berharap pada Rano Karno: Wagub dari PDI-P yang Menjanjikan
Sekarang satu-satunya harapan adalah adanya perubahan yang signifikan pada pemerintahan Banten. Secercah harapan ada pada Rano Karno yang sekarang menjabat sebagai wagub Banten. Wagub Banten yang sebelumnya pernah hampir mengundurkan diri (konon tidak cocok dengan Atut) dikenal sebagai sosok berintegritas dan simpatik. Sekarang Banten membutuhkan seorang pemimpin yang berintegritas, pemimpin yang bisa memajukan rakyatnya bukan keluarganya. Pemimpin yang mampu mencerahkan rakyatnya bukan justru menutup mata rakyatnya demi elektabilitas.
0 komentar
Posting Komentar