Sebuah tayangan di youtube menghebohkan. Isinya adegan seorang 'Kyai' bernama Dimas Kanjeng Pribadi menyebar uang. Ada beberapa video yang menunjukkan aksi Dimas yang tinggal dan menetap di Probolinggo, Jawa Timur itu. Aslikah?
Detikcom sempat menengok tayangan youtube itu, Sabtu (21/2/2014), salah satu video berdurasi sekitar 6 menit dan diunggah seseorang bernama 'neo smith' pada 25 Januari 2013.
Di dalam video itu Ki Kanjeng duduk di sebuah bangku. Memakai gamis putih dan sorban dia merogoh sesuatu dari belakang gamisnya. Tak lama uang Rp 100 ribu diambilnya.
Uang itu disebar di depannya. Sudah ada tumpukan uang di depan dia, yang sebagian besar pecahan Rp 100 ribu. Ada juga beberapa pecahan Rp 50 ribu. Beberapa orang pria tampak berada di sekitar uang itu. Tak diketahui jelas dari mana uang itu berasal.
Tanpa bersuara, Ki Kanjeng terus merogoh sesuatu di belakangnya. Lagi-lagi uang Rp 100 ribu digenggamnya dan kemudian dia sebar lagi di depannya.
Selain video ini, ada juga video lainnya. Berbeda dengan video yang berdurai 6 menit tadi, video yang lainnya mencantumkan sebuah alamat blog yakni padepokandk.blogspot.com.
Isi blog itu, mereka yang mengaku para korban yang tak kunjung digandakan uangnya, padahal sudah setor hingga sekian juta rupiah. Berbagai tudingan juga ditulis di blog yang tercantum di video tersebut. Belum diketahui apakah tudingan itu benar atau tidak.
Sementara itu Kapolres Probolinggo AKBP Endar Priantoro yang dikonfirmasi soal video itu mengaku sudah mengetahuinya. Tayangan video di youtube itu sudah lama.
"Jadi memang sudah ramai lama itu," jelas Endar saat dikonfirmasi detikcom.
Endar mengamini kalau Ki Kanjeng atau Dimas itu warga Probolinggo, tepatnya di Kecamatan Gading. "Dia punya padepokan di sana. Itu suka ngadain acara tahunan sedekah dan sebagainya," imbuh Endar.
Sejauh ini polisi belum melakukan pemeriksaan pada Ki Kanjeng yang menjalankan praktik penggandaan uang itu. "Belum ada laporan," tutup Endar.
Ki Dimas kanjeng taat pribadi dari Probolinggo yang Bisa Menggandakan Uang Asli dalam mata uang asing dan rupiah
sementara pada Rabu, 31 Juli 2013 lalu seperti diberitakana oleh TRIBUNJATIM.COM,PROBOLINGGO - Lokasi padepokan milik Kanjeng Dimas Taat Pribadi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, kembali dipadati sekitar 10.000 orang, Rabu (31/7).
Mereka mengantri untuk menerima santunan masing-masing sebesar Rp 100.000,-.
Pembagian santunan berlangsung tertib dengan pengawasan ketat dari petugas kepolisian.
Bahkan, mantan Wakapolres Probolinggo Kompol Sucahyo Hadi yang saat ini bertugas di Polda Jatim, juga terlihat mendatangi acara.
Beberapa perwira dari kesatuan TNI juga hadir diantaranya, Kolonel Dadang Hermawan dari Diskomlek TNI AU dan Kolonel Infantri E Tirak dari Minvetcad Kodam V Brawijaya.
Sebelum acara pembagian santunan dimulai, Dimas Kanjeng Taat Pribadi di depan belasan wartawan cetak dan elektronik, kembali mengulangi atraksinya, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dimas yang dibantu sekretaris pribadinya yakni, Yono meminta supaya memindahkan kursi kosong ditempat yang lega, supaya atraksinya bisa ditonton wartawan.
"Ini kosong kursinya, ya," ujar Yono sembali membolak balik kursi tersebut berkali-kali.
Sejurus kemudian, Dimas duduk di kursi yang disediakan tersebut.
Lantas dia meletakkan kedua tangannya dibelakang punggungnya, sembari menawari kepada wartawan, hendak menarik uang pecahan asing atau rupiah.
Dengan kompak, wartawan meminta uang pecahan asing.
Dimas menganggukkan kepalanya dan dia langsung nenarik tangan dari belakang punggungnya.
Ajaib, ada segepok uang pecahan mata uang asing diantaranya, Dollar Amerika, Dollar Singapura, Real, Rupe, Yen, Bath dan beberapa uang dari berbagai penjuru negara.
Lalu uang tersebut ditaburkan di lantai granit rumah Dimas. Atraksi kedua, Dimas menarik uang rupiah pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000-an.
Seperti atraksi yang pertama, Dimas meletakkan tangannya di belakang punggungnya. Lalu setelah tangannya ditarik, tiba-tiba muncul segepok uang, yang langsung dihamburkannya ke lantai.
Setelah sekitar tiga kali menarik uang pecahan rupiah, Yono dibantu beberapa wartawan Televisi, lantas menghitung uang hasil tarikan gaib itu.
"Ada sekitar hampir Rp 250 juta, ya kan," ujarnya.
Karena merasa tidak puas, Dimas Kanjeng kembali memberi tawaran akan menarik uang setengah jadi dalam bentuk lembaran.
Lalu dia kembali menyembunyikan tangannya di balik punggungnya. Anehnya, begitu tangannya dijulurkan ke depan, dia sudah menggenggam dua lembar pecahan uang dollar yang belum dipotong.
"Semua uang yang saya tarik secara gaib adalah asli. Kalau tidak asli, tentu saya akan dilaporkan ke polisi oleh penerima santunan," kata Dimas.
Untuk meyakinkan para wartawan, Dimas memberikan beberaa lembar uang pecahan asing dari berbagai negara.
"Ini silahkan dibawa. Kalau tak percaya, silahkan tukarkan di bank," imbuh Dimas.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Zainul Hasan KH M Hasan Saiful Islam yang kebetulan hadir dalam acara pembagian santunan, juga mengajak masyarakat supaya tetap berpikir positif dengan kiprah Dimas Kanjeng.
"Ketika saya menjabat menjadi Ketua MUI, saya berusaha mencari celah kesalahan soal uang yang dimiliki Dimas. Al Hasil, tidak ada temuan indikasi penipuan dan sampai saat ini tidak ada satupun proses hukum yang melibatkan Kanjeng Dimas," katanya.
Dimas Kanjeng sendiri kepada Surya (Tribunnews.com Network) mengaku, banyak mendapat fitnah soal uang yang dimilikinya.
"Saya ini punya ilmu. Tapi, uang itu harus diberikan kepada orang lain. Makanya, tiap tahun, minimal dua kali, saya harus memberikan santunan," sergahnya.
0 komentar
Posting Komentar